Baca Ini Bila Kamu Ingin Berpikir

Frajna Puspita
3 min readOct 10, 2022

Ada tujuh milyar manusia yang tinggal di bumi, dan salah satunya adalah dirimu. Coba tebak, berapa banyak probabilitas untuk dirimu agar bisa lahir ke dunia ini? 1 banding 10, diikuti 2,685,000 nol di belakangnya. Bahkan bila saya menjabarkan jumlah dari nol-nol tersebut, saya harus menulis kata “triliun” sebanyak triliunan kali. Kamu mungkin berpikir, “Ah, masa, sih? Ga mungkin lah sebanyak itu.”

Hasil Dari Serangkaian Peristiwa

Oke, mari kita lihat lebih jauh: Agar kamu ada, diperlukan BANYAK SEKALI peristiwa tidak terduga yang harus persis terjadi. Kita mulai dari hal terdekat dulu, cikal bakal terbentuknya dirimu; sel sperma dan sel telur. Kedua sel ini harus tepat dan saling bertemu, itu pun kamu harus bertaruh dengan 250 juta sel sperma lainnya, ini menempatkanmu dalam 1:250 juta kemungkinan untuk lahir ke dunia ini. Tentu saja, ini perlu terjadi dengan tepat setiap kali dalam rangkaian yang tak terputus selama jutaan generasi nenek moyangmu, jauh ke masa sebelum mereka menjadi manusia atau primata jenis apa pun.

Peristiwa tidak terduga lainnya juga perlu terjadi; kehidupan perlu bertahan di Bumi. Bumi perlu terbentuk sebagai planet yang layak huni dengan unsur-unsur yang tepat demi menopang kehidupan, dan ini diambil dari abu bintang yang sebelumnya mati. Hukum fisika harus berjalan sedemikian rupa sehingga kehidupan manusia bisa terjadi, dan semesta itu sendiri harus terbentang sedemikian rupa dengan kekuatan gravitasi yang ideal untuk memungkinkan semua ini terbentuk.

Lebih dari jutaan tahun, evolusi terjadi, dan itu semua terjadi dengan sempurna sehingga kamu bisa membaca tulisan ini. Bayangkan jika rantai evolusi bergerak ke arah yang sedikit berbeda, mungkin sekitar 0.0001 derajat ke arah lain melalui kombinasi genetik yang berbeda pula, satu saja kemungkinan kecil, satu saja kesalahan kecil sebesar molekul, maka kita mungkin akan menjadi undur-undur hybrid atau bahkan tidak akan pernah ada.

Menyadari hal ini membuat saya melihat betapa ringkihnya kehadiran kita di alam semesta. But, what are the odds? Kita ada. Begitu saja. Manusia; makhluk yang mempunyai kesadaran dan kemampuan untuk berpikir bahkan memaknai kehidupan kita. Wajar bila kamu merasa bersyukur, karena kamu adalah salah satu dari yang beruntung karena sudah tercipta dari serangkaian peristiwa itu.

Pertanyaan-Pertanyaan Terakhir

Namun, apakah kamu memang sudah ditakdirkan untuk ada dan menjadi kamu? Atau apakah kamu hanya sekadar sebuah ‘kecelakaan’ genetik atau sebuah anomali? Lalu, untuk apa kamu ada?

Ah, sudahlah, lagipula kita tidak akan pernah tahu bagaimana semesta ini bekerja. Saya percaya di tengah carut marutnya fenomena dan ratusan ribu kemungkinan yang ada, kita ada untuk membuat tujuan hidup kita sendiri. Sulit? Memang. Namun, dengan otak yang dibekali insting untuk bertahan hidup, kita akan selalu menemukan cara untuk bertahan, seperti yang sudah dilakukan oleh nenek moyang kita jutaan tahun belakangan. Beruntungnya, kita hidup di sebuah planet yang mempunyai berbagai macam sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk apapun tujuan kita.

Bagiku, hidup ini adalah sebuah cara Tuhan untuk menertawakan manusia. Hidup memang terkadang bisa se-acak itu dan kita tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Jadi, selamat berpikir dan selamat menikmati.

--

--